Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Jangan iri dan berkecil hati.

Orang yang kita kira hidupnya menyenangkan belum tentu aslinya lebih bahagia dari kita yang biasa saja. Ketika kita iri pada kehidupan orang lain yang bisa melakukan segalanya, harus selalu ingat bahwa iri itu penyakit hati, yang harusnya kita hindari. Pun berkecil hati, merasa rendah dari yang lain, merasa hidup kita tak sebahagia orang lain, harus selalu ingat bahwa semua orang punya porsi kebahagiaannya masing masing. Selama kita bersyukur kebahagiaan akan selalu menyertai kita. Ketika kita iri melihat seseorang selalu jalan jalan, sedangkan kita hanya rebahan, sudahlah, untuk apa selalu berjalan jalan menghabiskan banyak uang, hanya untuk feed Instagram, jalan jalan sesekali memang diperlukan, tidak harus selalu, tidak harus setiap weekend, dirumahpun kita bisa berjalan jalan, keluar rumah membeli sesuatu itu juga jalan kan? Tidak perlu jauh jauh, berefreshing juga bisa dilakukan didalam kamar, melakukan hal yang kita sukai, mendengarkan musik favorite kita atau menonton drama k

Jika orang lain tak menghargaimu.

Biarkanlah. Toh, tanpa dihargainya kita sudah berharga. Ketika kamu melakukan hal hal baik tetapi tidak ada yang menghargai, memang tujuanmu berbuat baik adalah untuk dihargainya? Jangan lupakan Allah yang tidak akan pernah lupa kebaikan yang kita buat. Anehnya, ketika seseorang berbuat baik tanpa mendapatkan hal baik dari yang kita baiki, malah dianggap dimanfaatkan. Lah, memangnya tujuan berbuat baik itu untuk mendapatkan umpan balik ya? Sekali lagi, jangan lupakan Allah yang akan senantiasa memberikan umpan balik lebih dari apa yang kita lakukan. Dimanfaatkan itu tidak akan membuat kita terlihat bodoh, pernah mendengar kan kalo Sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain? So selagi apa yang kita lakukan itu baik dan bermanfaat bagi orang lain, meskipun tidak mendapatkan 'feedback' secara langsung dari yang kita baiki (tidak dihargai) tetap lakukanlah. Ketika kita menyukai sesuatu, tetapi ada seseorang yang tidak menghargainya. Mereka menganggap

Menjadi Maba.

Gambar
Menjadi Maba, aku tidak begitu excited. Aku tak begitu bersemangat. Karena aku takut, tidak bisa beradaptasi di dunia perkuliahan. Bagi sebagian orang mungkin menjadi mahasiswa baru itu merasa antusias, dan tidak sabar karena membayangkan akan banyak hal yang menyenangkan. Bagiku tidak, bahkan aku pernah berpikir untuk tidak mengambil apa yang sudah aku dapatkan. Karena, aku terlalu takut menghadapi dunia luar, aku ingin selalu menjadi anak sekolahan, dan aku tau itu sebuah kemustahilan. Sekarang aku sudah menjadi mahasiswa baru, dan benar sekali dugaanku, aku sulit sekali beradaptasi, beradaptasi bagiku adalah hal yang sangaaat menguras tenaga. Tetapi, ada sedikit hal yang menurutku menyenangkan. Menjadi Maba membuat ku belajar bagaimana caranya mandiri. Bagiku, seorang anak yang seumur hidup belum pernah jauh dari orangtua tentu sulit sekali rasanya melakukan apapun sendirian. Itu menjadi sebuah pelajaran bagiku, dan itu menyenangkan, apalagi bagian membelanjakan uang saku bula

Love yourself.

Berhenti menjelek jelekan dirimu sendiri. Berhenti menyalahkan dirimu jika tak bisa lakukan apapun. Jika kamu saja benci dirimu, bagaimana dengan orang lain? Aku selalu menyayangi diriku sendiri, bukan karena tak ada yang menyayangiku, tetapi bukankah segala hal harus dimulai oleh diri sendiri? Jika kamu menyayangi dirimu, orang lainpun akan mengikuti. Misalkan, kamu merasa kamu bodoh, tetapi kamu mencintai dirimu, bukankah orang yang cinta akan melakukan yang terbaik untuk yang dicinta? Dengan begitu kamu akan berusaha agar dirimu tak lagi bodoh, kamupun jadi pintar dan orang lain akan menghargaimu. Jangan sekali kali menghina fisik diri sendiri, tetapi jangan juga terlalu pede membanggakannya. Jadilah pribadi yang menerima dirimu sendiri, tak perlu lah memaksa orang lain menerimamu. Jangan BENCI dirimu, jika kamu merasa bodoh maka lakukanlah hal yang membuatmu tak lagi bodoh, jika kamu merasa jelek, maka rawatlah sampai kamu merasa kamu sudah cantik/ganteng. Tak usahlah kita

STOP MENYONTEK.

Aku tidak bilang aku tidak pernah menyontek. Aku pernah menyontek, sering, tapi aku selalu berusaha menghentikanya. Aku tak pernah senang mendapat nilai tinggi hasil menyontek. Sungguh.  Menyontek bagiku hanya merugikan diri sendiri. Kamu tidak akan berkembang. Kamu tidak akan pernah tau seberapa potensi yang kamu punya. Kamu tidak akan pernah merasakan bagaimana rasanya berusaha dengan keras untuk menggapai nilai tertinggi. Kamu tidak akan pernah tau betapa bahagianya mendapat nilai tinggi hasil usahamu tanpa menyontek.  Kamu menyontek karena kamu merasa tidak percara diri dengan kemampuanmu sendiri? Kamu takut mendapat nilai terendah diantara teman temanmu? Atau kamu merasa bodoh? Aku juga pernah merasakan itu. Aku tidak percaya pada diri sendiri, aku takut mendapat nilai terendah diantara teman temanku, aku merasa aku ini bodoh.  Tapi aku berpikir bahwa, jika tidak percaya diri coba kalau aku membiarkan diriku mengerahkan kemampuanku agar tau apa yang tidak aku bisa dan apa yang

a little motivation for every girl.

Aku tau persis rasanya. Rasanya didiskriminasi karena tidak cantik. Rasanya dianggap remeh karena tidak cantik. Rasanya berada pada sekumpulan orang orang cantik tetapi hanya aku yang tidak cantik. Aku tau. Sangaat tau.Tetapi aku selalu menekankan pada diriku bahwa, tidak apa apa. Toh, kecantikan tidak akan selamanya. Aku pernah sesekali merasa iri, tapi aku sadar untuk apa iri pada hal yang tidak kekal?  Kecantikan memang disukai banyak orang. Tetapi untuk apa? Apa dengan disukai banyak orang karena cantik bakal dapet duit? Engga sist. Apa dengan disukai banyak orang karena cantik bakal dijamin masuk surga? ENGGA. ngapain iri. Jadi tidak cantik itu tidak selamanya ngga enak. Dengan tidak cantik kita bisa tau siapa yang suka kita dengan hati yang tulus. Engga apa apa, engga disukai banyak cowok juga. Memangnya apa untungnya disukai banyak cowok, Risih.  Buruk dimata manusia mah engga apa apa. Yang penting ngga buruk dimata Allah. Kamu punya kulit item? Ya enak dong. Ngga usah taku